Selasa, 23 April 2013


PEMUKIM yahudi, tentara, polisi atau antek zionis lainnya seperti yang diberitakan setiap harinya mereka terus menerobos dan menyerbu masuk ke kawasan masjid al-Aqsha. Belum lama ini, anggota Knesset, Mary Ragb meminta orang yahudi diperbolehkan melaksanakan ritual Talmud di masjid al Aqsha alias melegalkannya.
Terkait hal itu, Ahad (21/4/2013) Dewan Tinggi Islam dan Wakaf al -Quds memperingatkan provokasi tidak bertanggung jawab dari para anggota Knesset Zionis dan para pejabat Zionis lainnya terkait masjid al-Aqsha.
Kedua lembaga al-Quds ini juga mengecam penyerbuan yang dilakukan pihak-pihak ektrimis Zionis setiap hari di masjid al Aqsha, di bawah perlindungan polisi Zionis, yang bertujuan untuk menodai masjid al Aqsha dan merusak kesuciannya.
Keduanya juga menilai pemerintah kanan Zionis bertanggung jawab atas dampak dari pernyataan yang memicu konflik dan provokasi bagi kaum muslimin itu.
“al-Aqsha adalah hak kaum muslimin. Al-Aqsha tidak masuk dalam perundingan politik, juga tidak ada tawar menawar apapun akan kondisi dan keadaannya,” kata perwakilan salah satu lembaga tersebut. [ra/islampos-knrp/pip]




Protes Dokter Israel, Tawanan Palestina Ini Menolak Minum Obat


AHMAD Said ad-Damouni (43), seorang tawanan Palestina dari Jalur Gaza yang sakit pada hari Ahad (21/4/2013) memutuskan untuk berhenti minum obat. Menurut seorang pengacara dari kementerian urusan tahanan Palestina, hal ini dilakukan sebagai bagian dari aksi protes terhadap kelalaian medis Israel.
Ad-Damouni berasal dari Jalur Gaza, telah ditahan di penjara Ashkelon sejak tahun 1994. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup.
Karim Ajwa, salah satu pengacara dari kementerian tahanan mengatakan bahwa ad-Damouni menderita masalah jantung dan telah menjalani dua kali operasi jantung. Dan dokter mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi kateter setiap tahun.

Ajwa mengatakan pihak Israel telah merekomendasikan operasi untuk menghilangkan tangan kanan ad-Damouni empat tahun lalu, namun sejauh ini operasi tersebut belum dijadwalkan.
Ad-Damouni menuduh dokter di penjara Ashkelon menyeret kaki para tahanan dan  akhirnya ia memutuskan akan berhenti dan menolak minum obat sebagai protes terhadap perlakuan mereka.
Pada hari Kamis (18/4/2013), Israel membebaskan seorang tahanan yang sakit bernama Mohammad al-Taj setelah ia melakukan dua kali mogok makan jangka panjang, dengan alasan kesehatan.
Dia dipindahkan ke perawatan intensif di Kompleks Medis Palestina di Ramallah. [hf/islampos-knrp/maannews]

Pemukim Zionis Ikut Serang Keluarga Tawanan Palestina?


TIDAK hanya di depan al-Aqsha dan di ladang milik warga Palestina. Kali ini pemukim Yahudi menyerang keluarga tawanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan, Samer Issawi di depan rumah sakit pada Senin pagi (22/4/2013).
Menurut Shireen, adik Samer, ia mengatakan pada halaman Facebook-nya bahwa para pemukim telah merencanakan serangan yang terjadi, setelah polisi Israel menolak untuk mengizinkan mereka memasuki rumah sakit untuk menghadiri sidang kasus Issawi.

Dia mengatakan bahwa ibu mereka, kerabat, dan aktivis solidaritas pergi ke rumah sakit dengan menggunakan bus untuk menghadiri sidang Issawi tapi kemudian ditolak dan tidak diizinkan masuk. Hingga akhirnya mereka mengadakan unjuk rasa di luar.
Shireen telah meminta semua kekuatan nasional di Yerusalem dan tanah 1948 untuk mengambil bagian dan ikut serta dalam aksi unjuk rasa untuk mendukung kakaknya yang telah mogok makan selama lebih dari enam bulan menuntut pembebasannya. [hf/islampos-knrp/pic]

Sengaja Dan Kesekian Kalinya, Milter Zionis Tembak Mati Pemuda Palestina


PENEMBAKAN terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh militer zionis dikabarkan masih kerap terjadi. Dan untuk kesekian kalinya, militer zionis menembak mati seorang pemuda Palestina.
Surat kabar Zionis Yedeot Aharonot memberitakan, dua orang serdadu Zionis pada Ahad malam (21/4/2013) telah menembak secara langsung seorang pemuda Palestina asal Taira di Matsulats.

Pemuda Palestina itu mengalami luka parah terkena tembakan militer Zionis, dan sempat dibawa ke rumah sakit namun tewas seketika itu juga.
Sebelumnya, pihak pasukan Zionis menolak memberikan pernyataaan sebab kematian pemuda Palestina tersebut. Namun akhirnya mereka mengklaim bahwa militernya menembak pemuda tersebut karena reaksi terhadap ancamannya.
Forum Palestina wilayah garis hijau pun mengecam tindakan pasukan Zionis secara brutal terhadap warga Palestina.

Aktivis Palestina : ‘Pemerintahan Gaza Bukan Pemerintahan Aktivis Palestina’


AKTIVIS PALESTINA mengecam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) atas penggunaan istilah yang tidak pantas yang ditujukan kepada Aktivis Palestina. Selain itu juga Aktivis Palestina mengecam seruan PLO yang ingin membatalkan undang-undang yang diterapkan di Gaza, Senin (22/04/2013).

Sebelumnya komite Eksekutif PLO mengeluarkan pernyataan, Senin (22/04/2013) bahwa Aktivis Palestina tidak jauh beda seperti halnya ‘Ikhwanisasi’ dan ‘Talibanisasi’ atas undang-undang yang telah berlalu di Jalur Gaza.  Namun Aktivis Palestina menanggapi dalam sebuah pernyataan bahwa istilah yang diberikan PLO tersebut diambil dari kamus ‘serangan terhadap gerakan Islam.’
Komite Eksekuitf PLO juga menyerukan kepada Aktivis Palestina pada hari Senin (22/4/2013) untuk segera membatalkan semua undang-undang yang diterapkan di gaza sejak ‘kudeta’ pada tahun 2007 ketika Aktivis Palestina mengambil alih Jalur Gaza setelah ‘mengusir’ Fatah dalam perang saudara singkat.
PLO juga mengatakan bahwa Aktivis Palestina tidak bisa lulus secara hukum tanpa persetujuan dari mayoritas di Dewan Legislatif Palestina (PLC) karena Fatah yang memimpin Otoritas Palestina telah menutup kantor PLC di Ramallah.
Menyikapi hal tersebut, Aktivis Palestina menjawab bahwa meskipun para anggota PLC ditangkap Israel dan kantor PLC ditutup, namun PLC adalah lembaga Nasional. Aktivis Palestina menilai semua ini merupakan proses ‘tawar menawar’ dengan langkah-langkah penjajah Israel.
Aktivis Palestina juga mengutuk PLO yang akan mempertahankan dominasi Fatah selama representasi Palestina.
PLO juga mengatakan bahwa sejak negara Palestina merupakan bagian dari hukum internasional dan konvensi, semua undang-undang Palestina harus mematuhi konvensi ini didasarkan pada hak asasi manusia. Palestina adalah negara yang demokratis dan beradab.
Sementara itu, Aktivis Palestina mencatat bahwa pemerintahan di Gaza merupakan pemerintahan yang dipilih oleh rakyat Palestina, bukan pemerintahan Aktivis Palestina seperti yang digambarkan oleh PLO.
“Berbeda dengan pemerintahan berbasis Ramallah, pemerintahan di Gaza mengambil keputusan lokal setelah mendalami dan memeriksa kepentingan nasional, daripada mengambil instruksi dari luar,” Aktivis Palestina menambahkan. [ns/islampos-knrp/maan]

10 Alasan Mengapa Harus Membela Palestina


BANYAK suara mengatakan, “Ngapain jauh membela Palestina, di sini saja banyak yang perlu di bantu.” Di bawah ini 10 “dalil” mengapa harus membantu Palestina”
Ada apa dengan kaum Muslimin dunia? Sebagian banyak masih dapat tertawa 15 jam dalam sehari, prihatin sebentar saat menyaksikan berita, lalu tertawa lagi tanpa merasa perlu berbuat apa-apa. Di kala Israel memborbardir dengan bom
Lebih minim lagi tak sedikit kaum Muslim yang seolah tak terpanggil jiwa dan hatinya di saat banyak saudara mereka dianiaya. “Ngapain mikir yang jauh di sana, wong di sini saja banyak yang menderita, ” begitu argumen sering kita dengar. Ada pula di saat ribuan darah kaum Muslim “dibantai” masih sempat mengeluarkan larangan berdemo membela Palestina.
Pertanyaannya, kenapa sikap mayoritas ompong itu bisa terjadi? Dua hal yang pasti adalah lemahnya iman dan minimnya pengetahuan tentang fikih dalam pembela agama, negara dan pengikutnya.
Di bawah ini ada sepuluh alasan syar’i, kenapa kaum Muslim harus membela saudara-saudara Muslim yang ada di Palestina :

1. Kaum Muslimin sedunia adalah saudara seiman.
Allah berfirman:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara”.(QS. Al-Hujurat:10) . Sudah tentu dengan firmannya itu Allah Maha Tahu bahwa orang mukmin di dunia ini tidaklah terkategori dalam tiga penjuru persaudaraan nasab dekat yaitu ke atas (ayah/ibu dst), sederajat (kakak/adik) , ke bawah (anak, cucu dst) barangkalai mereka baru ketemu nasab di umatnya nabi Nuh yang selamat. Walaupun begitu Ia menyatakan bahwa mereka adalah saudara yaitu saudara seiman. Rasulullah menegaskan dengan sabdanya: “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya” (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650). Dan tak satupun ulama yang berpendapat bahwa persaudaraan tersebut adalah persaudaraan nasab bukan iman.Bila demikian, maka poin ke dua di bawah ini adalah hak saudara yang harus ditunaikan saudara yang lain.
2. Membebaskan saudara dari sasaran kedzaliman adalah wajib, bahkan dari berbuat kedzaliman.
Sedangkan membiarkannya berarti terancam laknat Allah Yang menjadi dasar dari kewajiban ini adalah terusan hadis di atas, dimana selengkapnya Nabi bersabda: “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat dzalim kepadanya juga tidak membiarkannya tersakiti/terdzalim i”. Dasar lain yang cukup populer adalah sabda Rasul : “Tolonglah saudaramu dalam kondisi dzalim maupun didzalimi” (HR. Bukhari no:2263) Dalam shahih Muslim diterangkan tentang maksud hadis tersebut, di mana Nabi bersabda: “Jika dia berbuat dzalim, maka kau cegah dia dari kedzalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia didzalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya terbebas dari kedzaliman itu” (HR. Muslim , no:4681). XII,463.
Saudara kita Muslimin di Gaza Palestina adalah korban kedzaliman yang sangat keji sepanjang sejarah dunia modern” ini. tak ada alasan bagi kaum Muslimin dunia untuk tidak membela mereka semaksimal mungkin. Bila tidak, Ibnu Abbas telah meriwayatkan dari Rasulullah sebuah hadis qudsi dimana Allah befirman: “Demi keperkasaanku dan keagunganku, sungguh aku akan membalas orang dzalim di dunia maupun akhirat dan sungguh aku juga akan membalas dendam orang yang menyaksikan orang yang terdzalimi sementara ia mampu menolongnya kemudian ia tidak membelanya” (HR. Thabrani dan Hakim)
3. Jihad fisik adalah fardhu kifayah saat cukup dengan sebagian, bila tidak adalah fardhu ‘ain.
Pada saat ini sungguh nyata bahwa bila kaum Muslimin di Gaza dibiarkan bertumpu pada kekuatan dan potensi sendiri, jelas tidak seimbang dari berbagai sisi, personil, senjata maupun logistik. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) memiliki 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).
Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.
Kurang lengkapkah penderitaan dan keprihatinan kondisi saudara kita di sana untuk mengubah hukum fardhu kifayah menjadi fardhu ‘ain? Jelas berlebih. Maka fardhu ‘ain bagi setiap Muslim untuk berjihad untuk membantu saudaranya itu sesuai kemampuan maksimal masing-masing. Bagi yang mempunyai potensi fisik, sarana dan skill, maka –selama memungkinkan- wajib bergabung dengan saudaranya di Gaza. Yang lain wajib saling melengkapi, antara yang berkemampuan secara fisik maupun perbekalan/biaya. (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari :IV, 431, Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim : VI, 335, Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, II,621)
4. Mengenyahkan kemungkaran adalah wajib.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan/kekuasaannya , jika tidak mampu maka dengan lisannya dan bila tidak bisa maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi) selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim no:70)
Itulah perintah Nabi untuk menyikapi kemungkaran secara umum, sedangkan yang terjadi di Gaza tak sekedar kemungkaran biasa, tetapi adalah kekejian (fahisyah) alias kemungkaran tingkat tinggi.
5. Orang mukmin harus membantu tetangganya yang membutuhkan.
Dalam rangka solidaritas kepada tetangga untuk urusan perut Rasulullah bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya” (HR. Thabrani dan Hakim). Bagaimana dengan urusan nyawa? Masih adakah sisa keimanan bila seorang Muslim sengaja tidak berjibaku untuk membantu?
6. Israel adalah perampok wilayah kaum Muslimin Palestina secara nyata tanpa diragukan sedikitpun.
Terlalu banyak catatan sejarah pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina sejak 1946 hingga saat ini
7. Israel memproses pengambilalihan dan penghancuran Masjid al-Aqsa, warisan Islam.
Masjid Al-Aqsa adalah salah satu bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) atau dikenal Al-Haram asy-Syarif.
Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra’ Mi’raj.)
Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Baitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat dipindah ke Ka’bah (di Masjidil Haram, Mekkah) hingga sekarang.
Masjid yang direnovasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H ini akhirnya disepakati menjadi warisan suci kaum Muslim sedunia. Karena itulah, tatkala kaum Yahudi berusaha membakarnya tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan sebuah mimbar kuno yang bernama “Shalahuddin Al-Ayyubi” terbakar habis.
8. Israel telah Membunuh Banyak Nyawa Kaum Muslim dan Warga Palestina lain.
Dalam sejarahnya pendirian Negara Israel (14 Mei 1948), kaum Yahudi ini tak pernah kering dari genangan darah dan air mata warga Palestina.
9 April 1948, Menachem Begin memimpin pasukan Irgon Israel menyerang desa Der Yasin dan melakukan pembantaian warga desa di sana. Dalam aksi ini, Zionis-Israel membantai lebih 254 orang Palestina laki-laki, wanita dan anak-anak (dalam sebagian riwayat disebutkan jumlahnya lebih 360 orang dari jumlah total penduduk desa 600 jiwa) secara keji dan biadab.
Sebagian besar jasad korban dibuang ke dalam sumur-sumur yang ada. Bergabung dalam pembantaian itu, dua geng “teroris” Yahudi, Shtern yang dipimpin oleh Yizhak Samer yang mewarisi Menachem Begin menjadi PM Israel di awal tahun 80 an dan kelompok “teroris” Yahudi, Hagana dengan pimpinan David Ben Gorion. Geng-geng Yahudi tersebut dibentuk dengan nama “pertahanan Israel”.
Menachem Begin, yang kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Zionis Israel 1977 -1983 bahkan diberi hadiah Nobel perdamaian. Ia sempat mengungkapkan kebanggaannya dengan pembantaian ini, serta menganggapnya sebagai alasan penting dalam pendirian negera Yahudi dan pengusiran Arab (Palestina).
Begin mengatakan, “…Orang-orang Arab mengalami goncangan dahsyat tanpa batas setelah berita (pembantaian) Der Yasin. Mereka mulai melarikan diri guna menyelamatkan nyawa-nyawanya… , dari 700 ribu jumlah orang Arab yang tinggal di Israel sekarang tidak tersisa kecuali 165 ribu saja” … “apa yang terjadi di Der Yasin dan apa yang diberitakan tentangnya telah membantu pelempangan jalan kita untuk menggapai kemenangan di dalam pertempuran sengit di arena perang. Legenda Der Yasin telah membantu kita secara khusus menyelamatkan perang Haifa” … “pembantaian Der Yasin memiliki dampak dan pengaruh luar biasa dalam jiwa orang-orang Arab (Palestina) yang menyamai 6 kebahagian serdadu-serdadu.
Kasus pembantaian seperti di Der Yasin terjadi berulang-ulang di desa-desa Arab (Palestina) lainnya saat terjadi perang tahun 1948. Kasus serupa terjadi di Thantura, Nashiruddin, Bet Daras dan yang lainnya. Seorang sejarawan Israel yang juga seorang peneliti dalam militer Israel kala itu, Aryeh Yeshavi telah mengakui hal itu dengan mengatakan, “Jika kita total fakta-fakta dan realita kita mengetahui bahwa pembantaian Der Yasin terjadi terlalu jauh dari tabiat yang semestinya guna menduduki desa Arab, terjadi pernghancuran terbanyak jumlah rumah di dalamnya. Dalam aksi-aksi ini telah dibunuh banyak sekali wanita, anak-anak dan orang tua.”
6 Februari 2001, Tatkala Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri, menggantikan Ehud Barak, Mantan Menteri Pertahanan Israel tahun 1982 itu, membantai 2.000 lebih pengungsi Palestina di Sabra dan Satila.
5 Maret 2002, pusat Rehabilitasi Tuna Netra al-Nur, yang didirikan dan dijalankan oleh PBB dan satu-satunya sekolah untuk anak tuna netra di Gaza, dibom. Menteri Pendidikan Palestina mengungkap bahwa 435 anak-anak tertembak mati antara September 2000 dan Maret 2002, 150 di antaranya anak-anak usia sekolah, dan 2402 anak-anak terluka.
Tahun 2006, Sharon juga terlibat mengerahkan 90.000 tentara Israel ke Libanon, yang didukung 1.200 truk, 1.300 tank, dan 634 pesawat tempur dengan peralatan canggih. Dalam tempo satu pekan, sebanyak 200.000 penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal, 20.000 orang mengalami luka-luka, dan ribuan terbunuh.
9. Israel Pelangggar Perjanjian dan Konvensi Paling Utama.
Entah ada berapa kali perjanjian damai antara Israel dan Palestina selalu dikhianati Israel. Semua rancangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat (AS) semua berantakan gara-gara ulah Israel yang selalu mengabaikan resolusi apapun. Israel tetap melakukan pelanggaran dan senantiasa meneruskan membunuh dan pengusiran warga Palestina demi perluasan wilayah.
Yang tidak banyak orang tahu, jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel telah mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?
10. Israel Sumber Agresor & Kerusakan.
Israel berada di belakang Amerika dan Uni Eropa dalam menolak kemanangan Hamas setelah memenangkan Pemilu secara demokratis bulan Januari tahun 2006. Bersama Amerika pula, Israel memasukkan Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) sebagai kelompok-kelompok “teroris”. Israel juga berada dibalik pelarangan setiap bentuk dialog dengan Hamas, meski kelompok ini menang Pemilu, sebagaimana diinginkan dunia Barat dan Eropa.
Sikap Amerika dan negara-negara Eropa dan Israel yang menolak Hamas menunjukkan betapa perdamaian dan demokrasi yang seringkali dielu-elukan Barat selama ini hanyalah sekedar slogan, tidak lebih. Mereka menggembar-gemborka n perdamaiandan demokrasi tetapi mereka menghianatinya sendiri. Kasus serupa juga terhadi di Aljazair tahun 1991 dan Somalia, ketika Islam memenangkan suara.
Al-Quran sangat jelas menyebut karakter “aggressor” dan ulah pembuat kerusakan ini. Sebagaimana firman Allah, “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” [QS. al-Isra': 4]. [sa/perang pemikiran/islampos-knrp]